FILM ANYAR JULIA ROBERT DAN BIOSKOP BARU DI KOTA PALU



   Apa boleh buat, Julia Robert lebih memilih Bali untuk shooting film terbarunya. Lagi pula, film yang diangkat dari buku Eat, Love, Pray, karya novelis dan jurnalis Elizabet Gilbert memang mengambil setting di Ubut, Bali. Sayang sekali, Liz sang penulis tidak langsung mendapatkan lokasi pas untuk tiga hal: Makan, Bercinta dan Berdoa. Padahal, banyak tempat yang menyediakan ketiganya. Kota Palu, boleh lah disebut. Di sini banyak tempat makan. Untuk memadu kasih romantis juga pasti banyak. Lebih banyak lagi, tempat cocok untuk berdoa, bermeditasi. Guru-guru spiritual semacam Ketut Liyer juga banyak di sini. Toh, kita harus bisa  menerima, karena jalan ceritanya memang demikian. Setelah belajar soal makanan di Roma, Liz  mencari cinta ke kota romantik, India, dan akhirnya  ke pulau para Dewata, Bali di mana ia menemukan makna hidupnya lagi dalam keheningan doa.
Berita baiknya, gara-gara film  baru aktris cantik Pretti Women itu, kini telah muncul gagasan membuka kembali bioskop-biosko baru dan modern di kota ini. Sudah lebih 10 tahun,  warga kota Palu tidak bisa menikmati film bioskop.

 Bioskop Untuk Kota Palu

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palu berupaya menghidupkan kembali bioskop-bioskop yang telah tutup belasan tahun terakhir. Kepala Dinas, Sudaryano Lamangkona, kepada Tempo Interaktif, mengatakan, "Seandainya bioskop itu ada saya optimis bioskop tersebut bisa hidup dan menghibur masyarakat." Ia mencanangkan berusaha menarik investor yang mau menanamkan modalnya untuk menghidupkan kembali bioskop-bioskop di ibu kota Sulawesi Tengah itu. Ia mengakui menghidupkan kembali bioskop tidak mudah sebab alternatif tontonan sangat banyak. Olehnya, akan dipikirkan jalan keluar agar bioskop yang dibangun memiliki daya tarik bagi masyarakat. Tentu saja, warga menyambut baik ide sang Kadis. Lagipula selama ini tak bisa mengakses hiburan karena di Palu tak ada bioskop. Dan, aneh kota Palu sebagai ibukota provinsi tak punya bioskop.Nampaknya, film Eat, Love, and Pray, menjadi momentum kebangkitan kembali bioskop kota ini. Oh ya, rencanya film ini akan diputar di seluruh dunia tahun depan.

Buku Eat, Pray and Love

Buku ini adalah karya terbaru Elisabet Gilbert. Terbit tahun 2006. Berisi catatan harian (chronicel) penulisnya sendiri selama tahun-tahun pengembaraan spritual dan pengenalan dirinya selama berkelana ke luar negeri.  Memoar ini langsung menjadi Best Seller New York Time. Judul aslinya: Eat, Pray, Love: One Woman's Search for Everything Across Italy, India and Indonesia. Colombia Pictures, salah satu raksasa film dari Amerika berencana mengangkatnya ke layar lebar, dibintangi Julia Robert dan Leonardo Di Caprio.
Di bagian pertama buku ini, Liz mengisahkan pengalamannya  belajar "makan enak" di Roma.  Di bagian kedua, pembaca diajak belajar meditasi ala India. Kontemplasi untuk menata jiwa dilakukan selama empat bulan di Assam, India.

Baru di bagian akhir buku, Liz secara gamblang bercerita bagaimana akhirnya dia bertemu Felipe, orang Brazil yang juga jatuh cinta pada Ubud ! Liz dan Filipe akhirnya saling jatuh cinta. Di sinilah pula, Liz bertemu dengan Ketut Liyer, seorang pria Bali yang mengantarnya menemukan hidup kembali. Liz adalah seorang janda cerai yang berniat meninggalkan hidup mapan. Tidak peduli penampilan, hanya berkelana kemana-mana untuk melihat alam dan budaya dari berbagai belahan dunia. Kepuasan batinnya terjadi ketika dia menuliskan pengalamannya di novel-novel. Liz sepat tinggal empat bulan di Ubud, dan sempat "berpacaran" dengan Ketut Liyer.

Sumber Bacaan/Foto:
http://www.tempointeraktif.com
www.elizabethgilbert.com/faq.htm

Related Post




4 komentar:

Anonim mengatakan...

I'm very2 love & like it ...mmm...a nice article ...^^...

Lily.L

Unknown mengatakan...

Liliy, thanks!

Firdha Rizkiana mengatakan...

setujuuu paakk..

sudah sangat seharusnyaa di kota Palu juga memiliki Bioskop selayaknya kota-kota lain.
kan kasian kitaa selaluu terlambat up to date tentang perkembangan film-film yang ada.
yaahhh, untung saja internet ada di Palu pak, kalau tidak, bisa dikatakan Palu ini jadii desa kembalii sajaa..(becanda ding)

hmm,inii bisa menjadi perhatian khusus bagii calon-calon yang mengikuti pilkada mendatang agar lebih menindaklanjuti permasalahan yang ada dikota Palu, baik pembangunan dan khususnya listrik.

nama : Firdha Rizkiana
no.stb : B 501 07 063

Anonim mengatakan...

betul..betul..betul
saya juga setuju pak,,,

memang sudah sepantasnya kota palu ini memiliki bioskop, hal ini sudah harus menjadi perhatian bagi masyarakat maupun pemerintah...

saya juga termasuk salah satu penggemar film,,saya akan sangat antusias dan mendukung apabila dikota palu akan dibangun bioskop. walaupun bioskop yang dibangun belum sebanyak dan sebagus bioskop-bioskop yang ada dikota-kota besar...
yang penting masyarakat kota palu sudah bisa menikmati bioskop,supaya tidak natolare...

nama : Annisa Aquaristy Maneking
No STB : B 501 08 065

Posting Komentar