Palu Jadi Lokasi Film Horor

Benarkah setiap penerbangan dari dan ke Palu mesti ada minimal satu kursi yang dikosongkan. Benarkah itu ada kaitannya dengan mitos warga Uwentira, sebuah kota jin yang mirip kota metropolit yang angkutannya pakai model Mass Rapit Transit (MRT) di Singapura? Apa itu sebabnya, Baru Management (BM),Production House (PH) asal Jakarta telah memilih Palu menjadi lokasi shooting film horor yang tengah mereka garap?

Di barisan kursi paling belakang Sriwijaya Air, yang dua kursinya dibiarkan kosong, kami berbincang dengan antusias soal Uwentira dan film horor dalam penerbangan pagi Makassar-Palu, Minggu (11/10). Bahkan guncangan pesawat yang cukup keras menjelang mendarat, tidak menghentikan obrolan kami.

Eric, teman ngobrol saya adalah bagian dari project film BM yang total digarap di Palu, Sulawesi Tengah. "Semua sudah siap, kru sudah ditempat semua," katanya. Saya bertemu Eric sejak sejak check-in di Hasanuddin Int Airport. Usianya tak lebih 21 tahun. Celana jeans, sepatu kats, dan kemeja panjang lengkap jas membuatnya tampak necis, cute. Ia menenteng kamera besar, merek Sony. Hem, "bukan typical wartawan." Saya membathin.

Dewi fortuna membawa kami duduk bersebelahan, di kursi paling belakang itu.

Tak melewatkan kesempatan, saya banyak bertanya ke dia. Beruntung pula Eric yang saya duga pendiam, ternyata asyik juga diajak ngobrol. Beberapa kali saya lihat pramugari melempar senyum ke arahnya. Dia lebih fokus ngobrol dengan saya. Hem!
Satu kali Eric berpaling ke arah pramugari yang sedari tadi terus-menerus melempar senyum. Mungkin kaget, pramugarinya nubruk pintu dan meringis kesakitan. Hanya dalam sekali lirikan. Bayangkan!

Eric jatuh cinta pada film sejak SMP. Cowok ganteng ini rupanya pernah main di beberapa film juga.Ia main dalam film Meraih Impian bareng Indra Brugman dan aktor kawakan Roy Marthen. "Om Marthen itu keras, disiplin tapi kebapaan banget," katanya. Wow! Tahun 2005 silam Eric ikut kompetisi aktor dan produser film Internasional di Jepang dan meraih juara dua. "Juara 1 dari Korea, aktingnya memang luar biasa."
Kecintaan pada film membawanya lebih fokus belajar membuat film. Jadi asisten kameramen, mejadi kameramen, hingga produser film, dilakoni. Hanya, Eric lebih memilih gendre horor, sebab katanya, "Film horor kita masih kurang berkualitas. Masa film horor dominan adegan seksnya?"

Tertarik yang Horor

Sejak awal Eric ini sudah tertarik film-film horor. Eric terlibat dalam pengambilan gambar film layar lebar Beranak dalam Kuburan, dan menyutradarai film horor "3" dan "6".


Apa yang menarik?


Yang paling menarik dan berkesan, kata Eric, pemain sering kesurupan pas pengambilan gambar. Mereka tiba-tiba bertingkah aneh, bahkan kerasukakan dan histeria. "Biar aman, kita pakai paranormal stempat untuk menemani dalam proses pengambilan gambar."

Eric ini masih muda tetapi serius menggarap film. Dia cerita, "Setiap pengambilan gambar, saya selalu brief pemain, sampai dapat "feel"nya. Kalau gak, saya akan ulang."
Katanya pula banyak sutradara yang maunya cepat kelar, ujung-ujungnya film kurang bermutu.
Saya setuju, banyak film Indonesia digarap seadanya, dan karenanya cepat membuat bosan penonton.

Film Horor di Palu

Eric antusias cerita soal Uwentira. Sesekali dia tengok kursi yang kosong di sampingnya. Saya yakin dia akan eksplorasi leih jauh untuk kepentingan film baru mereka.
Dia masih merahasiakan judul film bioskop
yang bakal mereka garap di Palu. "Tetapi, kita sudah siap, kru sudah di lapangan. Lokasi shootnya juga sudah ada," katanya.

Sedikit bocoran:

Ini kisah beberapa dokter muda yang ditugaskan di desa. Selama bertugas, satu persatu mereka diganggu hantu yang gentayangan. Tragisnya, satu per satu dokter itu akhirnya meninggal sebelum dokter terakhir menyadari bahwa yang menghantui mereka adalah gadis yang mereka dulu perkosa. Gadis malang itu mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Dari sana cerita akan di flashback ke masa-masa SMA. Film ini akan mengambil juga lokasi di sekolahan.

Berhasilkah Sang Dokter muda itu menghadapi api dendam dengan mengembalikan ketenangan arwah sang gadis? Kita tunggu saja.


Ngobrol film horor ternyata mengasyikkan juga. Itu karena bertemu praktisinya. Wajar saja, bila guncangan cukup keras menjelang pesawat mendarat, tidak mengurangi hangatnya obrolan kami soal film horor, yang memang membuat jantung berdetak lebih kencang, bulu kuduk berdiri.

Semoga kota ini makin dikenal di pentas nasional, sekalipun itu lewat film horor. Atau, setidaknya bisa menarik investor membikin bioskop di Palu. Bagaimana?

Catatan: Saya tidak sempat berfoto bareng Eric. Saya lebih tertarik di shoot. Dan, entah kapan itu...Hem!

Related Post




2 komentar:

Anonim mengatakan...

Judul filmnya apa min? Bisa di tonton dimana?

Unknown mengatakan...

makasih atas infonya sangat menarik, dan jangan lupa kunjungi web kami http://bit.ly/2RJsjTi

Posting Komentar