Mengantar rekan pendatang baru di Palu membawa saya bertemu kopi Kulawi dan kopi Jahe di Warung Kopi/Makan Harapan Indah. Kami bertemu di pesawat Sriwijaya Air , Makassar-Palu.
Pria ramah typical
marketer. Ia ke Palu dengan misi membuka jalur distribusi produk meubel milik perusahan mereka. Di tangannya sudah ada referensi penginapan, MMC (apa ya kepanjangannya?). Wow...bahkan orang-orang bandara Mutiara Palu hafal luar kepala. "MMC tempat ngumpul sales-sales'," ujar petugas berseragam bandara yang saya tanya.
Hanya dalam waktu sekian menit tibalah kami dengan taxi di Wisma MMC. Sebuah rumah toko bertingkat di Jalan Danau Lindu, tak jauh dari pusat bisnis Palu Plaza. Satu papan kecil dengan tulisan sederhana MMC digantung di pintu kecil di sisi kiri toko bangunan ini.. "Masuk saja langsung," ujar pemilik toko sekaligus wisma ini. Seorang pria chiness paruh baya. Persis di belakang, di lantai satu, ada tempat parkiran motor. Motor sewaan khusus buat tetamu. Wismanya di lantai dua dan tiga. Yang dua, harganya Rp. 40 ribu/hari tanpa TV, lantai tiga Rp. 50 ribu dengan TV. Kamar mandi di luar kamar. Terdapat layanan loundry dan makan pagi.
Kami disambut penjaga dengan penuh selidik. Mulanya mengaku
full. Setelah memastikan sang tamu benar -benar sales, barulah mengaku bila masih ada kamar kosong. "Dari perusahaan mana pak, gantikan sales yang mana?" tanya pria muda ini dengan nada selidik. Kawan saya akhirnya dapat kamar.
Kini saatnya mencari makan. Warung Kopi/Makan Harapan Indah jadi pilihan, karena letaknya hanya beberapa bangunan dari MMC. Tampak bersih, lagi pula pemiliknya cukup ramah menyambut kami. Kami memesan menu Sup Tulang. Mirip kaledo, tetapi minus tulang-tulang besar dengan isi sum-sum. Tanpa sum-sum, tulang yang sudah dicincang cukup legit dinikmati dengan nasi. Kami tutup acara makan siang dengan minum kopi bersama.
Kopi Kulawi
Ci Yenny pemilik kafe menyuguhkan kopi Kulawi asli Kaili. Aromanya cukup khas, agak berat dan karenanya lumayan "nendang". Karena beratnya, kadang-kadang orang minta dicampur susu, terang Ci Yenny. Kualitas kopi dan olahan dijamin, karena diolah sendiri. "Saya beli biji kopinya langsung dari Kulawi, Palolo, dan daerah Uwera". Produksi kopinya memang terbatas, tetapi selalu ada. "Kadang-kadang ada yang datang antar, kadang juga mesti dijemput ditempat", jelasnya.
Kafe ini rupanya menjadi tempat favorit makelar kendaraan di Palu. "Di saat pasaran lagi bagus, kafe ini selalu ramai, ujar Ci Yenny, dengan senyum memikat.
Di akhir acara minum kopi, barulah kami tahu jika masih ada menu kopi spesial di sini, kopi jahe Arab. Kopi jahe ini amat disukai orang-orang keturunan Arab. Ada komunitas Arab cukup besar di Palu. Kopi jahe pada dasarnya kopi tok, pada saat penyajian dimasukkanlah potongan jahe untuk menambah aromanya. Campuran jahe ini membuatnya, nikmat, dan selain menenangkan juga menguatkan. Di balik itu tersimpan rahasia keperkasaan pria Arab yang sudah bukan rahasia lagi....
Teman baru saya, tak sabar ingin mencobanya. Saya pun demikian, kami sepakat akan kembali lagi ke sini demi kopi jahe, yang membikin kuat itu. Ada yang mau ikutan?